Kadang kita berpikir bagaimana masa depan kita nanti apalagi bila kita masih berstatus single. Siapa jodoh kita nanti? Kapan pernikahannya? Bersama siapa? Bagaimana kehidupan kita nantinya? Ya, cukup mengganggu pikiran bila saja terus memikirkannya.
Ada dua kisah keluarga. Keluarga pertama ialah Smith, mereka adalah keluarga yang tumbuh didalam Tuhan. Setiap hari jumat malam, mereka mengikuti Family Altar di gereja. Tampak jelas mereka adalah pasangan yang harmonis.
Keluarga kedua adalah Watson, cukup berbeda dengan kisah keluarga pertama. Dimana sang suami buka orang percaya, selama 16 tahun sang istri mendoakan suaminya agar mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi. Sang istri pun kerap mengalami kekerasan rumah tangga. Hingga pada akhirnya, sang suami pun bertobat dan menerima Yesus. Karena kekuatan doa sang istri, kehidupan pernikahan mereka dipulihkan.
Dua kisah keluarga diatas hanya sedikit kisah yang pernah kita dengar. Tetapi kali ini Tuhan mengajarkan kita untuk melihat Dia di dalam hidup seorang manusia. Keluarga Smith mengajarkan kita mengenai saling mengasihi dan menghormati antar suami istri. Tuhan Yesus telah menjadi dasar hidup pernikahan dan Ia yang adalah kasih itu, mengikat dan menyempurnakan kehidupan suami dan istri. Mereka dipuaskan oleh hadirat Tuhan dalam hidup pribadi dan hidup pernikahan mereka seluruh potensi dan fungsi yang Tuhan taruh di dalam hidup mereka sebagai suami istri dapat berjalan dengan maksimal karena mereka ada di dalam Tuhan.
Sedangkan keluarga Watson, keluarga hamba Tuhan ini adalah kebalikan dari gambar Tuhan yang indah mengenai hidup berkeluarga. Meskipun sang istri tidak bahagia sebagai istri tetapi sebagai manusia yang mengasihi dan dikasihi Tuhan membuat hidupnya penuh, buktinya ia dapat menjadi berkat bagi orang lain khususnya sang suami. Rasa kasih yang besar pada Tuhan dan hidup bersandar sepenuhnya pada Tuhan membuat dirinya kuat. Ia sama sekali tidak kesepian atau khawatir. Tuhanlah yang menjaga, menyertai dan memberkati kehidupannya.
Dengan demikian Tuhan membuat orang-orang yang mengasihi-Nya menjadi mengerti bahwa rasa khawatir yang timbul karena status single, sama sekali tidak beralasan. Seharusnya kita lebih bersyukur karena kita memiliki Yesus Kristus dihidup kita. Masa depan kita semua boleh ada dalam rencana-Nya dan tangan-Nya yang memegang kita.
Seperti tertulis di kitab Yesaya 46: 4, “Sampai masa tuamu Aku tetap DIA dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.”